Monday, January 26, 2009

Gagal adalah sukses yang tertunda

. Monday, January 26, 2009
0 comments


Gagal adalah sukses yang tertunda.


Demikian pepatah yang sering kita dengar. Bukannya untuk menghibur diri,namun sukses sebenarnya dicapai melalui suatu proses.

Apakah orang-orang yang Anda kenal sebagai orang sukses begitu gampangnya meraih sukses tersebut ? Pernahkah mereka gagal dalam proses mencapai sukses tersebut. Hampir semua orang yang sukses pernah mengalami kegagalan-kegagalan.

Lalu bagaimana dengan orang yang gagal ? Mungkin ia pun juga pernah berhasil untukpencapaian suatu tujuan, namun kesuksesan yang diraihnya tidak sebanding dengan orang-orang yang benar-benar sukses yang Anda temui. Mereka hanya sukses hanya pada langkah-langkah tertentu, dan selanjutnya gagal !

Yang membedakan orang yang sukses dengan orang yang gagal adalah : orang yang sukses lebih banyak menemui kegagalan dibandingkan dengan yang gagal. Sebelum mencapai kesuksesan yang seperti Anda lihat, mungkin mereka pernah jatuh bangun beberapa kali. Namun setelah jatuh, mereka selalu berusaha untuk bangkit kembali, sehingga pada akhirnya mereka bisa sukses. Sebaliknya orang yang gagal, setelah jatuh tidak berusaha dan tidak bisa untuk bangkit kembali sehingga mereka benar-benar gagal.

Lihatlah anak kecil yang naik sepeda. Apakah mereka langsung bisa mengendarai sepeda ? Tidak ! Mereka umumnya pernah jatuh, namun mereka selalu mencoba, mencoba dan mencoba kembali sehingga akhirnya bisa mengendarai sepeda.

Apa yang terjadi seandainya, orang tuanya melarang dia untuk berhenti naik sepeda agar tidak jatuh ? Mungkin sampai sekarang dia tidak pernah bisa naik sepeda. Anak kecil tersebut tidak takut untuk jatuh, rasa sakitnya hanya dirasakan sebentar kemudian mencoba kembali.

Pengalaman tersebut mengajarkan kita bahwa kegagalan adalah kunci untuk menuju sukses. Jadi hadapilah kegagalan tersebut, setelah itu sukses ada di depan kita. Jika Anda mengalami kegagalan, maka itu berarti pintu kesuksesan telah semakin dekat, dan bersiaplah untuk sukses.

Salam luar biasa sukses !

Read More »»

Kisah Kerang

.
0 comments


Anda pernah melihat bagaimana seekor kerang mencari makanannya ? Ya…, dia selalu membuka, menutup, membuka .. dan menutup kembali cangkangnya untuk menjebak calon mangsanya. Begitulah… selalu dilakukannya setiap hari.

Suatu ketika, sebutir pasir yang tajam masuk ke dalam cangkangnya yang halus dan lembut. Dengan menahan kesakitan yang luar biasa dan sambil menangis, dia kemudian mengadu kepada ibunya.

“Anakku,” kata sang ibu dengan sedih dan sambil bercucuran air mata,”Ibu tidak bisa menolongmu, Tuhan menciptakan bangsa kerang tidak mempunyai tangan.

“Sakit sekali Mama.”

“Aku tahu anakku, tetapi terimalah itu sebagai anugrah. Kamu harus kuat anakku, pikirkanlah hal-hal baik sehingga kamu tidak merasakan sakitnya. Kamu mempunyai getah perut untuk membalut pasir itu sehingga rasa sakitmu berkurang. Hanya itu yang bisa kamu lakukan,” kata ibunya dengan sendu dan penuh perasaan saying.

Anak kerang pun melakukan nasihat ibunya. Rasa sakitnya ternyata masih tetap ada, namun demikian anak kerang berusaha untuk menjalaninya. Seperti kata ibunya, ia harus kuat menghadapinya.

Namun, kadang-kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa sebutir mutiara mulai terbentu di dalam dagingnya.

Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit yang dijalaninya sudah biasa dan dianggap wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh berkilau, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna.

Penderitaan yang dialaminya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menadi sangat berharga. Sebagai hasil penderitaanyang bertahun-tahun lamanya, kini dia menjadi lebih berharga daripada sejuta karang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Teman-teman..

Hidup ini adalah sebagai kisah kerang tadi. Banyak cobaan yang mungkin kita lalui. Kadang kita mengeluh mengapa cobaan-cobaan tersebut diberikan Tuhan kepada kita. Namun cobalah menjalani semua itu dengan ikhlas. Hadapi semuanya dengan senyuman. Karena orang yang berbahagia pada akhirnya adalah mereka yang mampu melalui cobaan-cobaan tersebut. Bahkan hasilnya adalah seperti kerang tersebut. Cobaan-cobaan tersebut pada akhirnya akan mengubah kita menjadi mutiara !

Orang yang berbahagia adalah adalah orang yang bisa melalui rintangan yang diberikan Tuhan kepada kita. Cobaan akan selalu datang silih berganti. Seperti kerang tersebut, cobaan kadang tidak bisa dihindarkan. Cara terbaik adalah menghadapinya dengan sabar dan senyuman. Semakin sering cobaan datang, justru kita akan bertambah kuat. Dan apabila kita mampu menghadapinya, maka kita akan menjadi semakin berharga seperti mutiara kerang tersebut.


Salam Sukses !

Read More »»

Tuesday, January 6, 2009

Angsa Bertelur Emas

. Tuesday, January 6, 2009
0 comments

Fable ini berkisah tentang seorang petani miskin yang pada suatu hari menemukan sebutir telur emas yang berkilau di sarang angsa peliharaannya. Pada mulanya ia berpikir ini pasti semacam tipuan. Tetapi, ketika ia akan membuangnya, ia berpikir-pikir lagi dan membawanya pulang untuk memeriksanya.

Telur itu ternyata emas murni. Si petani tidak percaya akan keberuntungannya. Ia menjadi semakin tidak percaya ketika pada hari berikutnya pengalaman tersebut berulang kembali. Hari demi hari ia bangun dan bergegas menuju sarang dan menemukan satu lagi telur emas. Ia menjadi sangat kaya ; semua ini kelihatannya seperti sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan.

Namun sewaktu ia bertambah kaya timbul pula sifat tamak dan tidak sabar. Tidak sabar menunggu hari demi hari untuk mendapatkan telur emas tersebut, akhirnya si petani memutuskan untuk membunuh sang angsa dan meraup semua telur emas sekaligus. Tetapi, ketika ia membuka perut angsa tersebut, ternyata kosong. Tidak ada telur emas – dan sekarang tidak ada cara untuk mendapatkan telur emas lagi. Si petani telah menghancurkan angsa yang menghasilkan telur-telur tersebut.

Fabel ini mengajarkan kepada kita bahwa kita seharusnya bukan memusatkan pada hasil, tetapi harus ada keseimbangan antara hasil dan perbuatan. Jika Anda fokus kepada telur emas, tetapi mengabaikan angsanya (misalnya tidak memelihara angsa tersebut dengan baik), maka Anda segera akan kehilangan aset Anda. Demikian pula sebaliknya, jika Anda hanya mengurus angsanya, tetapi tidak memperhatikan telur emasnya, maka Anda tidak akan memiliki persediaan yang diperlukan untuk memberi makan diri Anda atau angsa Anda sendiri.

Seseorang yang memusatkan hanya kepada hasil, misalnya penjualan, hanya berorientasi jangka pendek. Dia tidak lagi menggunakan norma-norma atau kaidah yang berlaku. Segala perbuatan dan segala cara bisa dilakukan, yang penting adalah hasil ! Tentu saja cara ini keliru.

Misalnya sebuah restoran yang menjual sup ayam, rasanya lezat dan banyak diminati pelanggan. Restoran ini tidak pernah sepi dari hari ke hari. Untuk meningkatkan keuntungan (orientasi pada hasil), pemilik restoran tersebut kemudian mengubah sup ayam yang semula kental menjadi agak encer. Dalam waktu singkat, penjualan dan laba perusahaan meningkat karena biaya yang lebih rendah.

Namun, karena rasa sup ayam tersebut mulai berkurang karena lebih encer, sedikit demi sedikit pelanggan mulai berkurang karena kepercayaan hilang. Akhirnya restoran tersebut merugi dan akhirnya bangkrut. Meskipun pemilik restoran berusaha keras mengembalikan kepercayaan pelanggan, namun karena kepercayaan pelanggan sudah hilang maka sulit untuk dipulihkan kembali. Angsa yang menghasilkan telur tersebut sudah hilang (mati).

Ada juga restoran yang banyak memperhatikan pelanggan, namun kurang memperdulikan karyawan (yang merupakan asset perusahaan) akhirnya bangkrut juga karena pelayanan pelanggan yang menjadi buruk. Ini disebabkan karena karyawan sangat tertekan dan kurang diperhatikan. Jadi perusahaan ini kurang memelihara assetnya yaitu karyawan.

Fokus yang berlebihan pada asset juga tidak baik karena dapat mengakibatkan mesin yang rusak, rekening bank menipis, dan hubungan yang buruk. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan, apa yang dihasilkan atau diinginkan dengan kemampuan atau cara menghasilkan.

Perlakukanlah karyawan dengan baik karena ia merupakan aset bagi perusahaan. Peliharalah asset-aset produksi, seperti ruangan kelas, fasilitas belajar, dan perlakukan pelanggan sebagai pelanggan yang memberi kehidupan bagi perusahaan.

Terlalu berfokus pada hasil, tanpa memperhatikan asset-aset (angsa yang menghasilkan telur emas) berarti tidak menjalankan keseimbangan antara faktor produksi dengan hasil yang diinginkan.

Ibarat menyalakan sebuah lilin pada kedua ujungnya untuk mendapatkan lebih banyak telur emas tapi akhirnya menjadi sakit atau terbakar. Inilah prinsip keseimbangan yang disampaikan oleh Steven Covey : keseimbangan antara hasil atau yang diinginkan dengan asset atau kemampuan produksi. Kita dapat bekerja bersamanya atau menentangnya, tetapi keseimbangan antara angsa dan telur emas harus tetap ada jika ingin sukses.

Salam luar biasa sukses !

Read More »»

Sunday, January 4, 2009

Mencari di dalam

. Sunday, January 4, 2009
0 comments

Menurut sebuah legenda kuno, zaman dahulu kala orang biasa bisa mengakses semua pengetahuan para dewa. Tapi berulang kali, mereka mengabaikan kebijaksanaan itu. Suatu hari, para dewa bosan memberikan secara cuma-cuma sebuah karunia yang tidak digunakan oleh manusia. Jadi mereka memutuskan untuk menyembunyikan kebijaksanaan berharga itu yang hanya bisa ditemukan oleh pencari yang paling berkomitmen.

Para dewa percaya bahwa jika manusia harus berusaha untuk menemukan kebijaksanaan itu, mereka akan menggunakannya dengan lebih hati-hati.

Salah seorang dewa mengusulkan agar mereka memendamnya dalam tanah.

Tidak, kata yang lain – manusia bisa dengan mudah menggali dan menemukannya.
“Mari kita benamkan saja dalam lautan paling dalam,” usul salah satu dewa, tapi gagasan itu juga ditolak. Mereka tahu bahwa manusia pada suatu saat akan belajar menyelam dan akan menemukannya dengan sangat mudah.

Salah satu dewa mengusulkan menyembunyikannya di puncakk gunung tertinggi, tapi yang lain segera sepakat bahwa manusia bisa mendaki gunung.

Akhirnya, salah satu dewa yang paling bijaksana menyarankan,”Mari kita sembunyikan kebijaksanaan itu jauh di dalam manusia sendiri. Mereka takkan pernah berpikir untuk mencarinya di sana.” Jadi, itulah yang terjadi – sampai hari ini.

Bagi sebagian besar dari kita, pendidikan dan pelatihan dini kita terpusat pada mencari di luar diri kita sendiri jawaban bagi semua pertanyaan kita. Hanya sedikit di antara kita yang terlatih untuk melihat ke dalam, meski demikian, sebagian besar orang super sukses adalah orang-orang yang telah mengembangkan intuisi mereka dan belajar mempercayai insting mereka serta mengikuti bimbingan batin mereka.

Anda juga bisa menggunakan intuisi Anda untuk menghasilkan lebih banyak uang, membuat keputusan yang lebih baik, memecahkan masalah lebih cepat, melepas kecerdasan kreatif Anda, mengetahui motivasi orang lain, membayangkan bisnis baru, dan menciptakan rencana serta strategi bisnis baru.

Jangan selalu mencari di luar, gunakan intuisi Anda untuk mencari jawabannya. Sesungguhnya jawabannya sudah ada di dalam diri Anda sendiri, di dalam hati nurani Anda.

Salam luar biasa sukses !

Read More »»

Facing the problem

.
0 comments

Beberapa waktu yang lalu saya pulang ke kampung halaman saya di Bali. Saya dan saudara-saudara seperti biasa berbincang-bincang tentang karir dan masa depan.


Masing-masing bercerita tentang tantangan, prospek, dan tentu saja masalah-masalah yang banyak dihadapi dalam memperoleh karir sampai saat ini. Selain itu, kami juga mengamati bagaimana beberapa tetangga yang secara material sudah mulai meningkat kesejahteraannya.

Dari cerita tersebut, saya kemudian merenung, ternyata setiap orang mempunyai cerita masalah dalam kehidupannya. Seseorang yang kelihatan sudah makmur, ternyata menghadapi masalah yang berbeda yang juga tidak kecil.


Bagaimana kakak saya yang sampai saat ini masih mengahadapi berbagai problem baik dalam rumah tangga maupun dengan lingkungan sosial. Adik saya yang mengasuh tiga orang yang sakit dari keluarga suaminya dan juga menghadapi mertuanya yang juga tidak kalah ‘serunya’ sebagai tantangan kehidupannya.

Nah, saya yakin Anda dalam menjalani kehidupan ini juga menghadapi masalah-masalah tersendiri. Lalu, bagaimana Anda menghadapi masalah-masalah Anda dalam hidup ini ? Apakah Anda bersahabat dengan masalah-masalah Anda ?

Banyak orang yang gagal menghadapi masalah dalam hidup ini karena salah dalam memandang masalah. Cobalah simak cerita berikut ini tentang seorangg masinis dan pelaut.

Seorang masinis setiap hari berada di kereta, melewati rel sebagai jalur kehidupannya. Suatu hari ada pohon tumbang menghalangi rel tersebut. Masinis memberhentikan kereta, turun, dan mencari bantuan untuk mengangkat pohon tersebut. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan.
Suatu hari, ada seseorang yang tidak bertanggung jawab mengganjal rel dengan batu sebesar kepalan tangan pada sela-sela sambungan rel. Berbeda dengan halangan karena pohon yang tumbang, kali ini masinis tidak melihat batu tersebut. Kereta terus berjalan dan akhirnya kereta tersebut terjungkal. Kereta rusak dan hancur, masinis pun terluka.

Kita bisa bandingkan dengan kisah seorang pelaut berikut ini. Seorang pelaut hidupnya selalu berhadapan dengan ganasnya gelombang laut, tenangnya laut, indahnya laut, dan juga kesunyian laut. Setiap hari dia harus menghadapi bahaya gelombang laut, badai, angin, dan hujan yang tidak terduga yang siap mengancam kehidupannya. Kadang-kadang tidak ada angin pun menjadi masalah baginya karena kapalnya tidak bisa berlayar atau menjadi lebih lambat.

Pelaut ini harus pintar menyiasati kehidupannya. Saat badai melanda, dia menurunkan layarnya dan memanfaatkan gelombang laut untuk membawa kapal mendekat lagi ke daratan. Sebaliknya, pada saat laut tenang dia memanfaatkan angin yang meniup layar yang terkembang. Saat kehilangan arah, dia memanfaatkan langit dengan bintang-bintangnya sebagai pedoman baginya.

Apa yang bisa kita petik dari kisah keduanya ?

Seorang masinis harus berhenti dari perjalanannnya untuk menyelesaikan masalah yang besar. Namun dia bisa hancur berantakan karena maslah yang sebenarnya kecil. Sebaliknya, seorang pelaut bisa memanfaatkan situasi untuk membantu kapal tiba di tujuan lebih cepat. Baginya, badai adalah sahabat, gelombang adalah kawan.

Bagaimana dengan Anda ? Apakah lambang kehidupan Anda, sebuah kereta atau kapal laut ?


Problem adalah cara berkomunikasi dengan kita. Masalah selalu ada dalam kehidupan ini. Bagaimana Anda menjalani kehidupan ini tergantung dari bagaimana Anda menghadapi masalah Anda.
Salam luar biasa sukses !

Read More »»